Sabtu, 07 Oktober 2017

Hand out Cognitive Therapy (Aaron Beck) Tingkat-tingkat kognisi





Disusun oleh Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si

1.Automatic thoughts (pikiran otomatis):

a)    Aliran kognisi yang muncul secara konstan di dalam pikiran.

b)   Pikiran ini muncul sebagai reaksi dari situasi yang spesifik yang dihadapi sehari-hari.

Contoh: “Saya pikir saya tidak pernah mampu menyelesaikan semua pekerjaan”, “Saya pikir saya makan malam yang sehat”, “Saya pikir saya seharusnya menelpon ayah saya”, “Pria itu mengingatkan saya pada kakak laki-laki saya”

c)    Pikiran otomatis menjadi perantara antara situasi dan emosi.

contoh

Situasi: Robin tahu kakak perempuannya (Raisa) ada di kotanya tetapi dia tidak menelpon

Robin.

Pikiran otomatis: Raisa tidak senang sama saya dan tidak ingin saya bersamanya.

Emosi           : sedih


2. Intermediate beliefs (keyakinan-keyakinan perantara)

Keyakinan perantara sering mencerminkan suatu aturan yang ekstrim dan mutlak dan membentuk pikiran otomatis. Contoh (tentang kasus Robin). Keyakinan perantara: “kakak perempuan harus menelpon keluarganya bila berada di kota dimana saudara tinggal”. Atau, “Ditolak kakak perempuan itu mengerikan”. Jadi, pada kasus ini Robin memiliki aturan (yang dia buat sendiri) bahwa kakak harus menghubungi atau menemui adiknya.


3.  Core beliefs (keyakinan-keyakinan inti)

a)        Merupakan pusat dari keyakinan perantara yang mencerminkan pandangan manusia tentang dirinya, orang lain, dunia, dan masa depan. Keyakinan inti ini berasal dari pengalaman hidup dimasa kanak-kanak yang mungkin tidak benar, dan dapat digambarkan “ global, over generalized, dan mutlak”




1

b)        Keyakinan  inti  dapat  berbentuk  positif,  seperti  “Saya  adalah  pribadi  yang  pintar”

(pandangan tentang diri), “Dunia ini penuh dengan kesempatan-kesempatan yang menarik”. (pandangan tentang dunia)

c)        Keyakinan inti dapat berbentuk negative, seperti “Manusia hanya peduli dengan dirinya sendiri”, (pandangan tentang manusia), “Saya membuat berantakan segala sesuatu”

(pandangan tentang diri)

d)       Hampir semua keyakinan inti negative dikategorikan sebagai helpless core beliefs (keyakinan inti tentang keputus asaan/ketidak berdayaan). Contoh “ saya lemah”, unlovable core beliefs (keyakinan inti tentang tidak dicintai). Contoh: “Saya ini anak yang dibuang”


4.  Schemas (Skema)

a)        Adalah struktur kognisi dalam pikiran manusia yang mencakup pikiran-pikiran inti (core beliefs).

b)        Skema dapat berkaitan dengan diri, keluarga, agama, gender, karir.


Contoh pikiran otomatis, keyakinan perantara, keyakinan inti, dan skema

Pasangan suami istri yang memasuki pernikahan dengan sikap yang negative (dari salah satu pasangan; pihak suami). Rama dan Rini berpacaran selama 5 tahun dan akhirnya mereka berdua menikah. Sebenarnya selama perjalanan berpacaran, mereka berdua melewati beberapa kali relasi yang mengecewakan. Namun Rama selalu berusaha memperbaiki relasi dengan cara mengembangkan relasi yang menyenangkan dengan Rini. Akhirnya, Rini meminta Rama melamar dia, dan Rama setuju.


Rama memiliki sejumlah pikiran:

Pikiran-pikiran

Isi pikiran
Keterangan
Pikiran otomatis

Saya bukanlah seorang suami seperti yang diinginkan Rini dan
Situasi
yang


pernikahan kami bisa berakhir.
dihadapi:
Rini



marah
kepada



Rama
karena



Rama   terlambat



menjemput
Rini



pulang
dari



kantornya







2



Pikiran-pikiran
Isi pikiran
Keterangan
Keyakinan
Suami  yang  baik  itu  harus  mau  mengorbankan  segala
Aturan

yang
perantara
kebutuhannya demi istri dan anak-anaknya.
dimiliki
Rama


tentang

peran


seorang
suami


yang
baik
atau


suami ideal.





Keyakinan inti
Saya tidak dapat mencintai orang lain dan hanya sedikit cinta
Pandangan


yang dapat saya berikan untuk orang lain.
tentang

diri


sebagai
orang


yang  tidak
dapat


mencintai.





Skema
Saya tidak mampu dan ditakdirkan untuk gagal; tidak peduli
Pikiran
tentang

bagaimana  usaha  keras  saya.  Ini  membuat  saya  merasa
dirinya
sebagai

pesimis  membuat  pernikahan  ini  bahagia  di  masa-masa
pribadi yang tidak

mendatang.
mampu.



Kegagalan
itu


sudah
menjadi


takdirnya.


Prosedur treatment untuk cognitive therapy

Ada 10 prosedur (Judith Beck, 1995):

1.             Memantapkan agenda yang bermakna bagi konseli

2.             Menentukan dan mengukur intensitas perasaan konseli

3.             Mengidentifikasi dan mempelajari gejala masalah (presenting problem) konseli.

4.             Memperoleh harapan-harapan treatment dari konseli.

5.             Mengajari konseli tentang cognitive therapy dan perannya bagi konseli.

6.             Memberikan informasi tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi konseli dan diagnosis (penyebab kesulitan)

7.             Memantapkan tujuan

8.             Merekomendasikan tugas-tugas diantara pertemuan konseling (terapi)

9.             Menyimpulkan (hasil) dari semua pertemuan

10.         Memperolah umpan balik konseli pada pertemuan.


Treatment dimulai dari pikiran otomatis, kemudian mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memodifikasi keyakinan perantara, dan keyakinan inti, dan akhirnya sampai pada perbaikan skema. Karena akar masalah/inti masalah berasal dari isi skema; sedangkan gejala masalah tampak pada pikiran-pikiran otomatis

3

Sumber referensi:

Seligman,L., & Reichenberg, L.W.2010. Theories of Counseling and Psychotherapy. New Jersey: Pearson Education Inc.




























































4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HANDOUT SOLUTION-FOCUSED BRIEF THERAPY

Dr.M.M.Sri Hastuti, M.Si KETERAMPILAN BERTANYA PERBANDINGAN BENTUK PERTANYAAN PROBLEM –FOCUSED (terpusat pada masal...