Disusun
oleh Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si
1.Automatic thoughts (pikiran otomatis):
a) Aliran
kognisi yang muncul secara konstan di dalam pikiran.
b) Pikiran
ini muncul sebagai reaksi dari situasi yang spesifik yang dihadapi sehari-hari.
Contoh: “Saya pikir saya tidak pernah mampu
menyelesaikan semua pekerjaan”, “Saya pikir saya makan malam yang sehat”, “Saya
pikir saya seharusnya menelpon ayah saya”, “Pria itu mengingatkan saya pada
kakak laki-laki saya”
c) Pikiran
otomatis menjadi perantara antara situasi dan emosi.
contoh
Situasi: Robin tahu kakak perempuannya
(Raisa) ada di kotanya tetapi dia tidak menelpon
Robin.
Pikiran otomatis: Raisa
tidak senang sama saya dan tidak ingin saya bersamanya.
Emosi : sedih
2. Intermediate beliefs
(keyakinan-keyakinan perantara)
Keyakinan perantara sering mencerminkan suatu aturan yang ekstrim dan mutlak
dan membentuk pikiran otomatis. Contoh (tentang kasus Robin). Keyakinan
perantara: “kakak perempuan harus menelpon keluarganya bila berada di kota
dimana saudara tinggal”. Atau, “Ditolak kakak perempuan itu mengerikan”. Jadi,
pada kasus ini Robin memiliki aturan (yang dia buat sendiri) bahwa kakak harus
menghubungi atau menemui adiknya.
3. Core beliefs (keyakinan-keyakinan
inti)
a)
Merupakan pusat dari keyakinan
perantara yang mencerminkan pandangan
manusia tentang dirinya, orang lain, dunia, dan masa depan. Keyakinan inti ini
berasal dari pengalaman hidup dimasa kanak-kanak yang mungkin tidak benar, dan
dapat digambarkan “ global, over generalized, dan mutlak”
1
(pandangan tentang diri), “Dunia ini penuh dengan kesempatan-kesempatan
yang menarik”. (pandangan tentang dunia)
c)
Keyakinan inti dapat berbentuk negative,
seperti “Manusia hanya peduli dengan dirinya sendiri”, (pandangan tentang
manusia), “Saya membuat berantakan segala sesuatu”
(pandangan
tentang diri)
d)
Hampir semua keyakinan inti
negative dikategorikan sebagai helpless
core beliefs (keyakinan inti tentang keputus asaan/ketidak berdayaan).
Contoh “ saya lemah”, unlovable core
beliefs (keyakinan inti tentang tidak dicintai). Contoh: “Saya ini anak
yang dibuang”
4. Schemas (Skema)
a)
Adalah struktur kognisi dalam
pikiran manusia yang mencakup pikiran-pikiran inti (core beliefs).
b)
Skema dapat berkaitan dengan diri, keluarga, agama,
gender, karir.
Contoh pikiran otomatis, keyakinan
perantara, keyakinan inti, dan skema
Pasangan suami istri yang memasuki pernikahan dengan sikap yang negative
(dari salah satu pasangan; pihak suami). Rama dan Rini berpacaran selama 5
tahun dan akhirnya mereka berdua menikah. Sebenarnya selama perjalanan
berpacaran, mereka berdua melewati beberapa kali relasi yang mengecewakan. Namun
Rama selalu berusaha memperbaiki relasi dengan cara mengembangkan relasi yang
menyenangkan dengan Rini. Akhirnya, Rini meminta Rama melamar dia, dan Rama
setuju.
Rama
memiliki sejumlah pikiran:
Pikiran-pikiran
|
|
Isi
pikiran
|
Keterangan
|
|
Pikiran otomatis
|
|
Saya bukanlah seorang suami seperti yang
diinginkan Rini dan
|
Situasi
|
yang
|
|
|
pernikahan
kami bisa berakhir.
|
dihadapi:
|
Rini
|
|
|
|
marah
|
kepada
|
|
|
|
Rama
|
karena
|
|
|
|
Rama terlambat
|
|
|
|
|
menjemput
|
Rini
|
|
|
|
pulang
|
dari
|
|
|
|
kantornya
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
Isi
pikiran
|
Keterangan
|
|||
Keyakinan
|
Suami
yang baik itu
harus mau mengorbankan segala
|
Aturan
|
|
yang
|
perantara
|
kebutuhannya
demi istri dan anak-anaknya.
|
dimiliki
|
Rama
|
|
|
|
tentang
|
|
peran
|
|
|
seorang
|
suami
|
|
|
|
yang
|
baik
|
atau
|
|
|
suami ideal.
|
|
|
|
|
|
|
|
Keyakinan inti
|
Saya tidak dapat mencintai orang lain dan hanya
sedikit cinta
|
Pandangan
|
|
|
|
yang
dapat saya berikan untuk orang lain.
|
tentang
|
|
diri
|
|
|
sebagai
|
orang
|
|
|
|
yang tidak
|
dapat
|
|
|
|
mencintai.
|
|
|
|
|
|
|
|
Skema
|
Saya tidak mampu dan ditakdirkan untuk gagal;
tidak peduli
|
Pikiran
|
tentang
|
|
|
bagaimana usaha
keras saya. Ini
membuat saya merasa
|
dirinya
|
sebagai
|
|
|
pesimis membuat
pernikahan ini bahagia
di masa-masa
|
pribadi
yang tidak
|
||
|
mendatang.
|
mampu.
|
|
|
|
|
Kegagalan
|
itu
|
|
|
|
sudah
|
menjadi
|
|
|
|
takdirnya.
|
|
Prosedur treatment untuk cognitive therapy
Ada 10
prosedur (Judith Beck, 1995):
1.
Memantapkan agenda yang bermakna bagi konseli
2.
Menentukan dan mengukur intensitas perasaan konseli
3.
Mengidentifikasi dan mempelajari gejala masalah (presenting problem) konseli.
4.
Memperoleh harapan-harapan treatment dari konseli.
5.
Mengajari konseli tentang cognitive therapy dan
perannya bagi konseli.
6.
Memberikan informasi tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi konseli dan diagnosis (penyebab kesulitan)
7.
Memantapkan tujuan
8.
Merekomendasikan tugas-tugas diantara pertemuan
konseling (terapi)
9.
Menyimpulkan (hasil) dari semua pertemuan
10.
Memperolah umpan balik konseli pada pertemuan.
Treatment dimulai dari pikiran
otomatis, kemudian mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memodifikasi keyakinan
perantara, dan keyakinan inti, dan akhirnya sampai pada perbaikan skema. Karena
akar masalah/inti masalah berasal dari isi skema; sedangkan gejala masalah
tampak pada pikiran-pikiran otomatis
3
Seligman,L.,
& Reichenberg, L.W.2010. Theories of
Counseling and Psychotherapy. New Jersey: Pearson Education Inc.
4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar