Contoh Kasus
Tahun ini kami
menerima seorang siswa spesial. Handayani namanya. Ketika pertama kali saya
melihat dia, spontan saya menilai dia sebagai pribadi yang unik. Dari
penampilan fisik dan wajahnya saya melihat ada yang berbeda disbanding dengan
siswa yang lain. Tinggi badannya sedikit lebih pendek dengan teman-teman
seusianya. Wajahnya bulat dengan mata yang sipit. Dalam hati saya “seperti anak
ADHD”. Tetapi saya belum berani menyimpulkan demikian.
Karena penasaran
dengan siswa tersebut saya mencari datanya. Dari data yang saya peroleh: data
diri, data keluarga, nilia SMP, dan nilai test masuk, siswa ini berasal dari
keluarga yang cukup berada dan secara akademik tidak istimewa tetapi juga bukan
siswa yang lemah. Nilai akademiknya rata-rata, bahkan cenderung sedikit di atas
rata-rata.
Setelah satu
semester berlalu saya mendapat laporan dari beberapa guru mata pelajaran dan
wali kelas Handayani. Beberapa perilaku Handayani yang dilaporankan: suka
menyendiri, suka marah-marah, cepat marah, jika tidak menyukai sesuatu dia akan
menyendiri dan mulai bicara sendiri, dan lain sebagainya. Menurut pengamatan
saya ketika memberikan beberapa kali bimbingan kelasikal di kelas mereka dia
memang agak bermasalah dalam relasi sosial.
Sayapun kemudian
mengumpulkan data sebanyak mungkin. Suatu hari saya mendapat surat dari
Handayani. Inti isi surat tersebut adalah Handayani ingin bertemu dengan saya
sebagai guru BK. Sayapun kemudian bertemu dia secara tidak formal kemudian
mengundang dia datang ke ruang BK. Pertemuan pertama tersebut ternyata menjadi
pertemuan kami selanjutnya. Dia pun menyatakan sangat nyaman ngobrol dengan
saya. Semua permasalahan hidupnya diceritakan.
Sayapun mencoba
membantu dia agar memiliki pemahaman tentang dirinya sendiri dan memiliki
kemampuan interaksi sosial yang baik. Dalam pertemuan yang kesekian kali (saya
tidak tahu persis pertemuan yang keberapa) ada hal yang berbeda. Dia mulai
menceritakan hal-hal yang aneh yang dia alami. Dia mengatakan jika tubuhnya
merasa panas dan terbakar, dia mendengar suara-suara berbisik di telingannya,
merasa setiap orang yang dia temui menatap dia dengan tatapan yang menuduh,
merasa keluarganya tidak peduli dengan dirinya, dan lain sebagainnya. Awalnya
saya melayani setiap ceritanya. Tetapi lama-kelamaan, ceritanya seringkali
tidak ada konteks, tidak ada kaitan antara satu cerita dengan cerita lain.
Diapun kemudian mengatakan “tidak percaya Tuhan”.
Sayapun mulai
kewalahan mendampingi Handayani. Apalagi saya punya pengalaman yang hamper sama
dengan Handayani mendampingi adek perempuan saya. Melihat Handayani seperti
melihat adek saya. Sempat berpikir untuk tidak mempedulikannya, tetapi teringat
dengan kode etik profesi saya. Saya harus membantu setiap siswa. Saya sempat
juga konsultasi dengan rekan kerja, tetapi juga tidak menemukan solusi. Saya
berpikir keras untuk membantu siswa ini. Saya membaca banyak buku dan literatur
baik cetak maupun di internet. Ada sejumlah pengetahuan baru saya dapatkan
tentang gejala yang ditunjukkan oleh Handayani.
Anehnya,
perilaku bermasalah tersebut tidak selalu muncul. Ada kalanya Handayani masih
dapat diajak diskusi dengan baik. Hingga pada satu waktu, Handayani masuk
ruangan saya dan menangis, tiba-tiba tertawa, selanjutnya mengatakan “tubuh
saya panas seperti kulitku mau terkupas semua. Rasaya di dalam tubuhku ada
beling, batu, pasir, belatung. Saya mau buka baju di sini pak”. Saya kaget.
“Handayani, jangan lakukan itu!”. “hanya Bapak yang bisa membantu saya. Hanya
pada Bapak saya berani melakukan ini”, kata Handayani. “stop. Silahkan keluar dari
ruangan Bapak!”, bentak saya. Saya betul-betul tidak nyaman dengan kejadian
tersebut.
Setelah kejadian
tersebut, Handayani sepertinya mulai membuat jarak dengan saya. Dia juga mulai
menuduh hal-hal negatif tentang saya sebagai guru BK. Sepertinya dia tidak
percaya lagi dengan saya. Berdasarkan informasi-informasi ini, akhirnya saya
putuskan untuk mengalihtangankan kasus ini kepada ahli lain.
Latihan 1.
1. Susunlah
satu rambu kasus yang menggambarkan situasi awal proses layanan alih tangan
kasus
Seorang
Guru BK mengidentifikasi seorang siswi baru yang menurutnya unik. Dari segi
fisiknya dibandingkan dengan siswa lainnya. Karena penasaran Guru BK atersebut
akhirnya mencari data tentang siswi yang bernama Handayani, dan diperoleh data
diri, data keluarga, nilai SMP, dan nilai test masuk, siswi ini berasal dari
keluarga yang cukup berada dan secara akademik niliainya rata-rata tidak
terlalu rendah juga tidak terlalu tinggi.
Setelah
satu semester berjalan Guru BK mendapat laporan dari gur mata pelajaran dan wali
kelas Handayani. Beberapa perilaku aneh yang Handayani yang dilaporkan:
menyendiri, suka marah-marah, cepat marah, jika tidak menyukai sesuatu dia akan
menyendiri dan mulai bicara sendiri, dan lain sebagainya.dan menurut pengamatan
Guru BK sendiri Handayani seperti memiliki kesulitan dalam relasi social.
Akhirnya
guru BK mendapatkan surat dari Handayani dumana isi suratnya bahwa Handayani
ingi bertemu dengan Guru Bk. Kemudian Guru BK memanggil Handayani ke ruang BK.
Pada pertemuan pertama masih biasa saja tidak menunjukkan sikap atau perilaku
yang maladaptive akhirnya terjalinlah pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Guru
BK ingin membantunya agar dia dapat memahami tentang dirinya sendiri dan
memiliki kemampuan social yang baik. Tetapi dalam pertemuan yang kesekian
kalinya Handayani mulai melakukan hal yang aneh yang dialaminya. Dia mengatakan
jika tubuhnya merasa panas dan terbakar, dia mendengar suara-suara berbisik di
telingannya, merasa setiap orang yang dia temui menatap dia dengan tatapan yang
menuduh, merasa keluarganya tidak peduli dengan dirinya, tidak percaya Tuhan,
dan sering bercerita diluar konteks konseling.
Akhirnya
Guru BK mulai kewalahan mendampingi Handayani. Apalagi Guru BK mengalami
pengalaman yang sama. Sempat konsultasi dengan rekan kerjanya akan tetapi tidak
mendapatkan hasil juga sempat untuk tidak memperdulikan lagi akan tetapi
terikat kode etik profesi. Setelah browsing dan membaca buku Guru BK ini
menemukan pengetahuan baru mengenai gejala yang sering ditimbulkan Handayani.
Guru
BK melihat perilaku Handayani tidak selalu muncul, terkadang Handayani masih
bisa diajak diskusi dengan baik. Hingga suatu hari, Handayani masuk ke ruang BK
dan mengatakan tubuhnya ada beling, pasir dan ingin membuka bajunya. Melihat
hal itu, Guru BK merasa tidak nyaman
sehingga guru BK membentak dan menyuruhnya keluar.
Dari
kejadian itu akhirnya Guru BK memutuskan untuk mengalihtangankan kasus ini
kepada ahli lain yang berkompeten dalam kasus Handayani ini.
Langkah #2:
Mengidentifikasi Masalah Siswa Melalui Form
Pihak-pihak
yang menemukan keprihatinan pada siswa kemudian mengidentifikasi masalah siswa
tersebut sebagai langkah awal merujuk siswa tersebut mendapatkan bantuan.
Sejumlah data yang dimiliki pihak-pihak tersebut digunakan untuk merumuskan
sementara masalahh yang dihadapi siswa. Data dan rumusan sementara tersebut
dilaporkan dalam Form Layanan Alih Tangan Kasus. Berikut ini adalah salah satu
bentuk form alih tangan kasus.
Form Layanan Alih Tangan Kasus Konseling
Unit Bimbingan dan Konseling
SMA Sanata Dharma

Informasi Siswa









Nama: Handayani
Tanggal Lahir:
|
Jenis Kelamin:rPerempuan Kelas: X
|
Nomor Kontak: - Pesan
(SMS/WA)? rYa
rTidak
Email: ________________________________
|
Alamat: -
|
Informasi Orang tua atau wali:
Nama
Orang tua atau wali : - Alamat: -
|
![]() ![]() |
Alasan
Dialihtangankan
Kesulitan
membuat penyesuaian:
|
||||||
Masalah-masalah
sosial:
|
||||||
Masalah
Belajar:
|
Nilai rendah
|
|||||
Keprihatinan
Psikososial yang Dominan:
|
||||||
Kecanduan
Narkoba/alcohol
|
Depresi
|
Duka
mendalam
|
||||
Pencegahan
putus sekolah
|
geng
|
Hamil
|
||||
Masalah makan
|
Kekerasan fisik/seksual
|
Penolakan
|
||||
Sakit konis
|
Kepercayaan diri
|
Masalah keluarga
|
||||
Ketakutan/kecemasan
|
Masalah hukum
|
Lain-lain
|
||||
Keprihatinan
Khusus Lainnya:
|
||||||
|
||||||
Keberfungsian
di sekolah:
Absen:
|
Tidak
pernah
|
1/sebulan
|
2-3/bulan
|
4+/bulan
|
|
Prestasi
Akademik:
|
Nilai Rendah
|
Keterampilan
rendah
|
Motivasi
Rendah
|
||
Yogyakarta, 10 Mei 2017
Pihak yang Mengalihtangan Siswa/Konseli
(…………………………….) (Handayani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar