Selasa, 09 Mei 2017

Rambu Kasus




Contoh Kasus
Tahun ini kami menerima seorang siswa spesial. Handayani namanya. Ketika pertama kali saya melihat dia, spontan saya menilai dia sebagai pribadi yang unik. Dari penampilan fisik dan wajahnya saya melihat ada yang berbeda disbanding dengan siswa yang lain. Tinggi badannya sedikit lebih pendek dengan teman-teman seusianya. Wajahnya bulat dengan mata yang sipit. Dalam hati saya “seperti anak ADHD”. Tetapi saya belum berani menyimpulkan demikian.
Karena penasaran dengan siswa tersebut saya mencari datanya. Dari data yang saya peroleh: data diri, data keluarga, nilia SMP, dan nilai test masuk, siswa ini berasal dari keluarga yang cukup berada dan secara akademik tidak istimewa tetapi juga bukan siswa yang lemah. Nilai akademiknya rata-rata, bahkan cenderung sedikit di atas rata-rata.
Setelah satu semester berlalu saya mendapat laporan dari beberapa guru mata pelajaran dan wali kelas Handayani. Beberapa perilaku Handayani yang dilaporankan: suka menyendiri, suka marah-marah, cepat marah, jika tidak menyukai sesuatu dia akan menyendiri dan mulai bicara sendiri, dan lain sebagainya. Menurut pengamatan saya ketika memberikan beberapa kali bimbingan kelasikal di kelas mereka dia memang agak bermasalah dalam relasi sosial.
Sayapun kemudian mengumpulkan data sebanyak mungkin. Suatu hari saya mendapat surat dari Handayani. Inti isi surat tersebut adalah Handayani ingin bertemu dengan saya sebagai guru BK. Sayapun kemudian bertemu dia secara tidak formal kemudian mengundang dia datang ke ruang BK. Pertemuan pertama tersebut ternyata menjadi pertemuan kami selanjutnya. Dia pun menyatakan sangat nyaman ngobrol dengan saya. Semua permasalahan hidupnya diceritakan.
Sayapun mencoba membantu dia agar memiliki pemahaman tentang dirinya sendiri dan memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik. Dalam pertemuan yang kesekian kali (saya tidak tahu persis pertemuan yang keberapa) ada hal yang berbeda. Dia mulai menceritakan hal-hal yang aneh yang dia alami. Dia mengatakan jika tubuhnya merasa panas dan terbakar, dia mendengar suara-suara berbisik di telingannya, merasa setiap orang yang dia temui menatap dia dengan tatapan yang menuduh, merasa keluarganya tidak peduli dengan dirinya, dan lain sebagainnya. Awalnya saya melayani setiap ceritanya. Tetapi lama-kelamaan, ceritanya seringkali tidak ada konteks, tidak ada kaitan antara satu cerita dengan cerita lain. Diapun kemudian mengatakan “tidak percaya Tuhan”.
Sayapun mulai kewalahan mendampingi Handayani. Apalagi saya punya pengalaman yang hamper sama dengan Handayani mendampingi adek perempuan saya. Melihat Handayani seperti melihat adek saya. Sempat berpikir untuk tidak mempedulikannya, tetapi teringat dengan kode etik profesi saya. Saya harus membantu setiap siswa. Saya sempat juga konsultasi dengan rekan kerja, tetapi juga tidak menemukan solusi. Saya berpikir keras untuk membantu siswa ini. Saya membaca banyak buku dan literatur baik cetak maupun di internet. Ada sejumlah pengetahuan baru saya dapatkan tentang gejala yang ditunjukkan oleh Handayani.
Anehnya, perilaku bermasalah tersebut tidak selalu muncul. Ada kalanya Handayani masih dapat diajak diskusi dengan baik. Hingga pada satu waktu, Handayani masuk ruangan saya dan menangis, tiba-tiba tertawa, selanjutnya mengatakan “tubuh saya panas seperti kulitku mau terkupas semua. Rasaya di dalam tubuhku ada beling, batu, pasir, belatung. Saya mau buka baju di sini pak”. Saya kaget. “Handayani, jangan lakukan itu!”. “hanya Bapak yang bisa membantu saya. Hanya pada Bapak saya berani melakukan ini”, kata Handayani. “stop. Silahkan keluar dari ruangan Bapak!”, bentak saya. Saya betul-betul tidak nyaman dengan kejadian tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Handayani sepertinya mulai membuat jarak dengan saya. Dia juga mulai menuduh hal-hal negatif tentang saya sebagai guru BK. Sepertinya dia tidak percaya lagi dengan saya. Berdasarkan informasi-informasi ini, akhirnya saya putuskan untuk mengalihtangankan kasus ini kepada ahli lain.

Latihan 1.
1.      Susunlah satu rambu kasus yang menggambarkan situasi awal proses layanan alih tangan kasus
Seorang Guru BK mengidentifikasi seorang siswi baru yang menurutnya unik. Dari segi fisiknya dibandingkan dengan siswa lainnya. Karena penasaran Guru BK atersebut akhirnya mencari data tentang siswi yang bernama Handayani, dan diperoleh data diri, data keluarga, nilai SMP, dan nilai test masuk, siswi ini berasal dari keluarga yang cukup berada dan secara akademik niliainya rata-rata tidak terlalu rendah juga tidak terlalu tinggi.
Setelah satu semester berjalan Guru BK mendapat laporan dari gur mata pelajaran dan wali kelas Handayani. Beberapa perilaku aneh yang Handayani yang dilaporkan: menyendiri, suka marah-marah, cepat marah, jika tidak menyukai sesuatu dia akan menyendiri dan mulai bicara sendiri, dan lain sebagainya.dan menurut pengamatan Guru BK sendiri Handayani seperti memiliki kesulitan dalam relasi social.
Akhirnya guru BK mendapatkan surat dari Handayani dumana isi suratnya bahwa Handayani ingi bertemu dengan Guru Bk. Kemudian Guru BK memanggil Handayani ke ruang BK. Pada pertemuan pertama masih biasa saja tidak menunjukkan sikap atau perilaku yang maladaptive akhirnya terjalinlah pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Guru BK ingin membantunya agar dia dapat memahami tentang dirinya sendiri dan memiliki kemampuan social yang baik. Tetapi dalam pertemuan yang kesekian kalinya Handayani mulai melakukan hal yang aneh yang dialaminya. Dia mengatakan jika tubuhnya merasa panas dan terbakar, dia mendengar suara-suara berbisik di telingannya, merasa setiap orang yang dia temui menatap dia dengan tatapan yang menuduh, merasa keluarganya tidak peduli dengan dirinya, tidak percaya Tuhan, dan sering bercerita diluar konteks konseling.
Akhirnya Guru BK mulai kewalahan mendampingi Handayani. Apalagi Guru BK mengalami pengalaman yang sama. Sempat konsultasi dengan rekan kerjanya akan tetapi tidak mendapatkan hasil juga sempat untuk tidak memperdulikan lagi akan tetapi terikat kode etik profesi. Setelah browsing dan membaca buku Guru BK ini menemukan pengetahuan baru mengenai gejala yang sering ditimbulkan Handayani.
Guru BK melihat perilaku Handayani tidak selalu muncul, terkadang Handayani masih bisa diajak diskusi dengan baik. Hingga suatu hari, Handayani masuk ke ruang BK dan mengatakan tubuhnya ada beling, pasir dan ingin membuka bajunya. Melihat hal itu, Guru BK merasa tidak nyaman  sehingga guru BK membentak dan menyuruhnya keluar.
Dari kejadian itu akhirnya Guru BK memutuskan untuk mengalihtangankan kasus ini kepada ahli lain yang berkompeten dalam kasus Handayani ini.

Langkah #2: Mengidentifikasi Masalah Siswa Melalui Form
Pihak-pihak yang menemukan keprihatinan pada siswa kemudian mengidentifikasi masalah siswa tersebut sebagai langkah awal merujuk siswa tersebut mendapatkan bantuan. Sejumlah data yang dimiliki pihak-pihak tersebut digunakan untuk merumuskan sementara masalahh yang dihadapi siswa. Data dan rumusan sementara tersebut dilaporkan dalam Form Layanan Alih Tangan Kasus. Berikut ini adalah salah satu bentuk form alih tangan kasus.


Form Layanan Alih Tangan Kasus Konseling
Unit Bimbingan dan Konseling
SMA Sanata Dharma
 

Informasi Siswa

Nama: Handayani                                                            Tanggal Lahir:  
Jenis Kelamin:rPerempuan                                       Kelas: X
Nomor Kontak: -           Pesan (SMS/WA)?    rYa    rTidak
Email: ________________________________
Alamat: -

Informasi Orang tua atau wali:
Nama Orang tua atau wali : -                            Alamat: -

Nomor Kontak: -                                        Tempat tinggal:rRumah sendirir





Alasan Dialihtangankan
Kesulitan membuat penyesuaian:
ΓΌ  Siswa baru
program baru
Masalah-masalah sosial:
Agresif
Takut
 operaktif
lain-lain
Masalah Belajar:  
Nilai rendah
 Keterampilan rendah
motivasi rendah
Keprihatinan Psikososial yang Dominan:
Kecanduan Narkoba/alcohol
Depresi
Duka mendalam
Pencegahan putus sekolah
geng
Hamil
Masalah makan
Kekerasan fisik/seksual
Penolakan
Sakit konis
Kepercayaan diri
Masalah keluarga
Ketakutan/kecemasan
Masalah hukum
Lain-lain     
Keprihatinan Khusus Lainnya:
  1. Dia mengatakan jika tubuhnya merasa panas dan terbakar,
  2. Dia mendengar suara-suara berbisik di telingannya,
  3. Merasa setiap orang yang dia temui menatap dia dengan tatapan yang menuduh,
  4. Merasa keluarganya tidak peduli dengan dirinya, dan lain sebagainnya







Keberfungsian di sekolah:
Absen:
Tidak pernah
 1/sebulan
 2-3/bulan
 4+/bulan
Prestasi Akademik:  
Nilai Rendah
Keterampilan rendah
Motivasi Rendah









Yogyakarta, 10 Mei 2017
Pihak yang Mengalihtangan                                                       Siswa/Konseli


(…………………………….)                                                 (Handayani)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HANDOUT SOLUTION-FOCUSED BRIEF THERAPY

Dr.M.M.Sri Hastuti, M.Si KETERAMPILAN BERTANYA PERBANDINGAN BENTUK PERTANYAAN PROBLEM –FOCUSED (terpusat pada masal...