Ivan
Petrovich Pavlov, dilahirkan di Rjasan (Rusia), (yang saat ini Negara Rusia
telah menjadi negara-negara kecil) pada tanggal 18 September 1849 dan wafat di
Leningrad pada tanggal 7 Februari 1936. Pavlov anak seorang Pendeta;
sebagaimana keterangan yang kami kutip bahwa orang tua Ivan Pavlov berkeinginan
supaya anaknya kelak mengikuti jejaknya menjadi pendeta, karenaitu dalam
pendidikannya, Pavlov memang disiapkan untuk itu. Tetapi Pavlov sendiri merasa
tidak cocok dengan pekerjaan sebagai pendeta, ia memilih belajar kedokteran,
dan mengambil spesialisasi dalam bidang fisiologi. Sejak tahun 1890 ia telah
menjadi ahli filosofi yang ternama
Dalam sub
judul ini penulis banyak mengutip uraian Hendry C. Ellis, tentang eksperimennya
Pavlov di laboratorium pada seekor anjing. Beliau melakukan operasi kecil pada
pipi anjing itu sehingga bagian dari kelenjar liur dapat dilihat dari kulit
luarnya. Sebuah saluran kecil di pasang pada pipinya untuk mengukur aliran air liurnya.
Kondisi anjing itu terpisah dari penglihatan dan suara luar, atau diletakkan
pada panel gelas.
Rita L.
Atkinson, et.al mengungkapkan; lampu dinyalakan. Anjing dapat bergerak sedikit,
tetapitidak mengeluarkan liur. Setelah beberapa detik, bubuk daging diberikan;
anjing tersenut lapar dan memakannya. Alat perekam mencatat pengeluaran air
liur yang banyak. Prosedur ini beberapa kali. Kemudian lampu dinyalakan tetapi
bubuk daging tidak diberikan, namun anjing tetap mengeluarkan air liur.
Binatang itu telah belajar mengasosiasikan dinyalakan lampu dengan makanan.
Secara
sederhana dari peristiwa ini, Pavlov kemudian mengeksplorasi fenomena
eksperiment tersebut, dan kemudian mengembangkan satu study perilaku
(behavioral study) yang dikondisikan. yang dikenal dengan teori Clasical
Conditioning. Classical conditioning adalah model pembelajaran yang menggunakan
stimulus untuk membangkitkan rangsangan secara alamiah melalui stimulus lain.
Secara
sederhana pengkondisian klasik merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan dimana
satu stimulus/ rangsangan muncul untuk menggantikan stimulus lainnya dalam
mengembangkan suatu respon, bahwa prosedur ini disebut klasik karena prioritas
historisnya seperti dikembangkan oleh Pavlov. Kata clasical yang mengawali nama
teori ini semata-mata dipakai untuk menghargai karya Pavlov yang dianggap
paling dahulu dibidang conditioning (upaya pengkondisian) dan untuk
membedakannya dari teori conditioning lainnya.
Menurut
teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the unconditioned or
unlearned stimulus – stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari)
dipasangkan atau diikutsertakan dengan lampu (dinyalakan lampu disebut sebagai
the conditioned or learned stimulus-stimulus yang dikondisikan atau
dipelajari), maka dinyalakan lampu akan menghasilkan respons yang sama yaitu
keluarnya air liur dari anjing percobaan. Peristiwa ini menurut Pavlov
merupakan refleks bersyarat dari adanya masalah fungsi otak, sehingga masalaah
yang ingin dipecahkan oleh Pavlov dengan eksperimen itu ialah bagaimanakah
refleks bersyarat itu terbentuk. Pavlov melakukan eksperimen itu berulang-ulang
dengan berbagai variasi.
Dari
eksperimen Pavlov, menurutnya respon dikontrol oleh pihak luar; pihak inilah
yang menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus, sebagaimana
dijelaskan Agus Suryanto tentang teori Pavlov tersebut, beliau mengatakan semua
harus berobjekkan kepada segala yang tampak oleh indera, dari luar. Peranan
orang yang belajar bersifat pasif karena untuk mengadakan respon perlu adanya
suatu stimulus tertentu. Sedangkan mengenai penguat menurut Pavlov bahwa
stimulus yang ridak terkontrol (unconditioned stimulus) mempunyai hubungan
dengan penguatan. Stimulus itu sendirilah yang menyebabkan adanya pengulangan
tingkah laku dan berfungsi sebagai penguat. Setelah respon berkondisi tercapai,
apakah yang akan terjadi bila stimulus berkondisi diulang atau diberikan
kembali tanpa diikuti oleh stimulus tidak berkondisi? Dalam hal ini akan
terjadi pelenyapan atau padam. Dengan kata lain pelenyapan adalah tidak
terjadinya respon atau menurunnya kekuatan respon pada saat diberikan kembali
stimulus berkondisi tanpa diikuti stimulus tak berkondisi setelah terjadinya
respon. Sedangkan penyembuhan spontan adalah tindakan atau usaha nyata untuk menghalangi
terjadinya pelenyapan. Satu diantaranya ialah melalui rekondisioning atau
mengkondisikan kembali melalui pemberian kedua stimulus berkondisi secara
berpasangan.
Dari
peristiwa pengkondisian klasik ini , merupakan dasar bentuk belajar yang sangat
sederhana, sehingga banyak ahli kejiwaan menganggap Pavlov sebagai titik
permulaan tepat untuk penyelidikan belajar. Lalu peristiwa kondisioning juga
banyak terdapat pada diri manusia, misalnya anda dapat menjadi terkondisi
terhadap gambar makanan dalam berbagai iklan yang menampilkan makanan malam
dengan steak yang lezat, dapat memicu respon air liur meskipun anda mungkin
tidak lapar. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov maka
terlihat bahwa pentingnya mengkondisi stimulus agar terjadi respon. Dengan
demikian pengontrolan stimulus jauh lebih penting daripada pengontrolan respon.
Konsep ini megisyaratkan bahwa proses belajar lebih mengutamakan faktor
lingkungan (eksternal) daripada motivasi (internal).
2.1.1 Prinsip Classical Conditioning
a) Penguasaan (Akuisisi)
Penguasaan atau bagaimana organisme mempelajari sesuatu respon atau
respon baru berlaku beberapa tingkatan. Juga semakin sering organisme itu
mencoba, lebih kuat penguasaan berlaku.
2.1.2 Stimulus Clasical Conditioning
a) Generalisasi (Generalitation)
Dalam eksperimennya, Pavlov juga telah menggunakan lonceng yang berbeda
nada, membuat generalisasi bahwa suara yang berbeda atau hampir sama mungkin
diikuti dengan respon.
b) Diskriminasi (Discrimination)
Dikriminasi antara rangsangan yang dikemukakan dan memilih untuk tidak
bertindak atau bergerak balas. Yaitu, sesuatu organisme mampu untuk
bergerak balas ke sesuatu rangsangan tetapi tidak ke rangsangan yang lain.
c) Penghapusan ( Extinction)
Jika sesuatu
rangsangan terlazim tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim, lama kelamaan
organisme itu tidak akan melakukan respon.
2.2 Penerapan Teori Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Teori classical
conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Dengan adanya
stimulus berupa hadiah (reward) yang diberikan kepada peserta didik dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa lebih tertarik pada guru,
artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh , tertarik pada mata
pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatianya terutama pada guru, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya
kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungan. Contohnya yaitu pada awal tatap
muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru
menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian terhadap murid-muridnya,
sehingga para murid merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.
Proses pembelajaran dapat terjadi
secara tidak disadari baik oleh subjek ataupun objek pembelajaran seperti yang
akan diilustrasikan berikut ini.
Dalam sebuah SD saat guru mengucapkan “ Baik anak-anak,
sekian pelajaran dari bapak hari ini” (UCS) lalu akan diikuti oleh murid-muridnya
yang memberes kan buku sambil bersorak (UCR), namun ketika suatu hari SD
tersebut mulai memasang bel dan bel itu berbunyi saat jam pulang sekolah (CS)
dan dibarengi oleh ucapan gurunya (UCS) makarespon yang terjadi adalah hal yang
biasa (UCR). Namun beberapa hari yang berikutnya bel itu berbunyi (CS) padahal belum
waktunyapulang, namun anak-anak tetap bersorak (CR). Disadari atau
tidak proses di atas adalah proses pembelajaran pengondisian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar